Selasa, 15 Januari 2013

HUJAN



HUJAN

Created By : yuni
Hujan masih membasahi kota Jakarta sore ini, tapi aku sudah duduk santai di depan jendela kamarku. Yah meski dengan basah kuyup. Bukan karena kehujanan tapi sengaja menghujankan diri. Aku sengaja menolak ajakan Kak Adit, untuk pulang bersamanya. Supaya aku bisa maen hujan. Dengan menyeruput sedikit demi sedikit cappuccino panasku. Sambil sesekali mengunyah bronis yang kemarin ku beli dari brakery di dekat tempatku kuliah. Aku duduk termenung melihat tetes – tetes air membasahi jendela kamarku. Aku jadi ingat masa kecilku dulu, juga DARUL. Huh...teman kecilku itu. Apa kabar dia sekarang ini. Disaat hujan tiba kami selalu turun kejalan dan bermain bersama ribuan butir hujan. Aku merindukan saat saat seperti itu. Merindukan tawa dan canda seperti itu lagi.
Drett..drett..
Dering handphone menyadarkan lamunanku. KAK ADIT kulihat nama itu di layar handphoneku.
 “ Halo,kenapa kak ?” sapaku. “ Dek, lagi dimana ?” Tanyanya.
  lagi dirumah kak, kenapa ?”  ujarku.
 “ Nggak, ntar malam kita nonton yuk. Ada film bagus. Nanti kakak jemput jam 7, ok ?. “ ajaknya.
Hmm boleh.boleh.” Ucapku.
 ya udah, kamu istirahat gih sana, tadi ujan – ujanan kan, ntar sakit lagi. Kamu ini kayak anak kecil aja. Maen hujan. “ omelnya.
 Biarin, asyik sih. Makanya besok – besok di cobain.” Kataku.
Asyik sih asyik, ntar sakit siapa yang repot kakak khan. Ya udah sampe ketemu ntar malem yah adek.” Ujarnya.
Yee namanya juga sayang adek. Oke sip kak.” Kataku. Dan telpon pun teputus. Adit adalah seniorku di kampus, kami bertemu saat acara ospek di kampus. Dia menjadi panitia di ospek. Sempat sebel juga aku dengan dia, sok galak banget. Karena aku lumayan nggak suka yang namanya penindasan. Jelas aja aku lawan. Dan sukses, aku dapet hukuman dari Kak Adit dan teman – temannya. Nggak sampe di situ. Selesai acara ospek mengospek. Aku kerjain dia. Ban mobilnya aku kempesin. Biar tau rasa. Kami mulai dekat karena punya hobi yang sama. Fotograpy aku ketemu sama dia waktu aku ngefoto taman di dekat kampus. Dan ternyata ketemu dia, dia juga lagi ngefoto juga. Dan mulai dari situ. Kita berdua sering jalan bareng dan tukar fikiran. Dia udah ku anggap seperti kakakku sendiri. Yah meski aku tau dia sepertinya menganggap lebih dari itu. Tapi ya sudahlah. Lalu aku kembali dengan lamunanku sambil mengingat kenangan indah bersama Darul. Disaat Darul mengecup bibirku. Ku rasakan desah nafasnya dan lembut bibirnya. Akh.. kapan itu akan terulang kembali. Sedangkan aku tidak tau apa dia merasakan hal yang sama. Aku lalu menghampiri laptop kesayanganku. Ku tekan tombol power pada laptop itu. Tak lama windows pun terbuka. Ku klik MS WORD pada jendela windows. Ku coba tulis bait demi bait kata – kata rinduku untuknya.

Rinai hujan basahi hamparan tandus nan gersang
Rintikan air dari surga
Membawa manusia yang haus
 tersenyum gembira
HUJAN.
Ingat kah kau kasih.
Saat dimana kita dengan polosnya berlari kesana kemari menikmati karunia dari tuhan.
Saat dimana pertama kali kau kecup bibir ini.
Aku masih merasakan lembut bibirmu.
Desah nafasmu
Yang kadang kala ingin ku rasakan lagi
Tapi aku kehilangan itu
Sejak kau pergi meninggalkan aku di sini
Aku kehilanganmu
Aku merindukanmu

          Setelah itu. Aku lalu mematikan laptop tak lupa aku menyimpannya. Lalu aku bernjak untuk mandi. Karena jam tujuh aku sudah di tunggu kak adit. Dan sekarang sudah jam enam. Setelah mandi aku pun sholat dan tak lupa aku panjatkan doa untuk orang tuaku, sahabat, Kak Adit, dan Darul cinta pertamaku yang telah hilang.
to be continue . . .