HUJAN
Created
By : yuni
Hujan masih
membasahi kota Jakarta sore ini, tapi aku sudah duduk santai
di depan jendela kamarku. Yah meski dengan basah kuyup. Bukan
karena kehujanan tapi sengaja menghujankan diri. Aku sengaja menolak ajakan Kak
Adit, untuk pulang bersamanya. Supaya aku bisa maen hujan. Dengan
menyeruput sedikit demi sedikit cappuccino panasku. Sambil sesekali mengunyah
bronis yang kemarin ku beli dari brakery di dekat tempatku kuliah. Aku duduk
termenung melihat tetes – tetes air membasahi jendela kamarku. Aku jadi ingat
masa kecilku dulu, juga DARUL. Huh...teman kecilku itu. Apa
kabar dia sekarang ini. Disaat hujan tiba kami selalu turun kejalan dan
bermain bersama ribuan butir hujan. Aku merindukan saat saat seperti itu. Merindukan
tawa dan canda seperti itu lagi.
Drett..drett..
Dering
handphone menyadarkan lamunanku. KAK ADIT
kulihat nama itu di layar handphoneku.
“ Halo,kenapa kak ?” sapaku. “ Dek, lagi
dimana ?” Tanyanya.
“ lagi dirumah kak, kenapa ?” ujarku.
“ Nggak, ntar malam kita nonton yuk. Ada film bagus. Nanti
kakak jemput jam 7, ok ?. “ ajaknya.
“Hmm
boleh.boleh.”
Ucapku.
“ ya udah, kamu istirahat
gih sana, tadi ujan – ujanan kan, ntar sakit lagi. Kamu ini kayak anak kecil
aja. Maen hujan. “ omelnya.
“ Biarin, asyik sih.
Makanya besok – besok di cobain.” Kataku.
“ Asyik sih asyik, ntar sakit
siapa yang repot kakak khan. Ya udah sampe ketemu ntar malem yah adek.” Ujarnya.
“ Yee
namanya juga sayang adek. Oke sip kak.” Kataku. Dan telpon pun teputus. Adit
adalah seniorku di kampus, kami bertemu saat acara ospek di kampus.
Dia menjadi panitia di ospek. Sempat sebel juga aku dengan dia, sok galak
banget. Karena aku lumayan nggak suka yang namanya penindasan. Jelas aja aku
lawan. Dan sukses, aku dapet hukuman dari Kak Adit dan teman – temannya. Nggak
sampe di situ. Selesai acara ospek mengospek. Aku kerjain dia. Ban mobilnya aku
kempesin. Biar tau rasa. Kami mulai dekat karena punya hobi yang sama.
Fotograpy aku ketemu sama dia waktu aku ngefoto taman di dekat kampus. Dan
ternyata ketemu dia, dia juga lagi ngefoto juga. Dan mulai dari situ. Kita
berdua sering jalan bareng dan tukar fikiran. Dia udah ku anggap seperti
kakakku sendiri. Yah meski aku tau dia sepertinya menganggap lebih dari
itu. Tapi ya sudahlah. Lalu aku kembali dengan lamunanku
sambil mengingat kenangan indah bersama Darul. Disaat Darul
mengecup bibirku. Ku rasakan desah nafasnya dan lembut bibirnya. Akh.. kapan
itu akan terulang kembali. Sedangkan aku tidak tau apa dia
merasakan hal yang sama. Aku lalu menghampiri laptop kesayanganku. Ku
tekan tombol power pada laptop itu. Tak lama windows pun terbuka. Ku klik MS
WORD pada jendela windows. Ku coba tulis bait demi bait kata – kata rinduku
untuknya.
Rinai hujan basahi hamparan tandus nan gersang
Rintikan air dari surga
Membawa manusia yang haus
tersenyum
gembira
HUJAN.
Ingat kah kau kasih.
Saat dimana kita dengan polosnya berlari kesana
kemari menikmati karunia dari tuhan.
Saat dimana pertama kali kau kecup bibir ini.
Aku masih merasakan lembut bibirmu.
Desah nafasmu
Yang kadang kala ingin ku rasakan lagi
Tapi aku kehilangan itu
Sejak kau pergi meninggalkan aku
di sini
Aku kehilanganmu
Aku merindukanmu
to be continue . . .